Liputan6.com, New Delhi: Zaman makin canggih dengan semakin majunya teknologi. Hampir setiap orang memiliki telepon seluler alias ponsel, termasuk anak-anak. Haruskah anak-anak diperbolehkan menggunakan telepon seluler
Ponsel memang memiliki banyak kegunaannya. Tapi di samping itu ada pula efek negatifnya termasuk mengganggu pendidikannya dan kesehatan.
Dengan ponsel, orangtua memang dapat melakukan penggilan dengan mudah. Hal ini memungkinkan orangtua memeriksa kegiatan anak saat mereka bekerja. Keberadaan anak pun mudah dilacak jika ponsel tak dimatikan.
Sebagian orangtua beranggapan memberikan anak-anak ponsel dapat mengajarkan mereka bertanggung jawab karena mereka akan berhati-hati menjaganya karena takut hilang.
Sementara beberapa orangtua yang memberikan ponsel pada anak-anak berpendapat, memberikan ponsel membuat anak tidak bertanggung jawab. Orangtua berpikir anak-anak cenderung menyalahgunakan kepercayaan dengan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol dengan teman atau mengirimkan banyak pesan (SMS).
Daripada berkonsentrasi pada pelajaran, mereka memilih chatting dengan teman, mendengarkan musik atau bahkan browsing melalui internet melalui ponsel mereka. Mereka kehilangan minat dalam pelajaran dan ini menjadi gangguan besar bagi siswa lain di kelas. Ponsel juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi anak-anak muda.
Guru di sekolah mengeluh tentang meningkatnya ketidakdisiplinan siswa ketika mereka membawa ponsel. Mengirimkan pesan dan gambar ke teman selama waktu di kelas membuat mereka kurang memperhatikan apa yang diajarkan, sementara mereka sibuk dengan ponsel mereka.
Ponsel telah menjadi simbol status anak-anak. Dengan seringnya muncul versi ponsel baru yang sedang tren di pasaran, anak-anak kaya yang dimanjakan mendapatkan gadget baru ini dari orangtua mereka yang sibuk dengan semua tuntutan mereka tanpa memberikan pertanyaan. Anak-anak mengalami perubahan gaya hidup yang tidak diinginkan dan mereka terobsesi dengan ponsel mereka.
Ponsel juga berbahaya bagi kesehatan anak-anak di bawah usia 16 tahun karena memiliki otak yang sangat sensitif. Menyediakan ponsel untuk mereka akan menyebabkan paparan radiasi dan kerusakan otak.
Banyak ahli memperingatkan bahwa kanker pada anak-anak adalah terkait dengan penggunaan ponsel. Namun studi terbaru yang dilakukan oleh Sir William Stewart mengatakan bahwa tidak ada bukti konkret telah dibentuk sehubungan dengan bahaya kesehatan pada anak-anak melalui penggunaan ponsel, namun ia menyebutkan dalam studinya bahwa langkah-langkah pencegahan perlu diambil.
Dia tegas pendukung teori bahwa tidak ada anak di bawah usia 8 tahun harus diizinkan untuk menggunakan ponsel. Penelitian Stewart masih hangat diperdebatkan oleh banyak orang yang berpendapat bahwa penggunaan ponsel oleh anak-anak muda juga berbahaya untuk mereka.
Institut Karolinska Swedia yang melakukan penelitian 750 pengguna ponsel menemukan bahwa orang yang telah menggunakan ponsel mereka selama lebih dari 10 tahun lebih berisiko terkena tumor telinga, setinggi empat kali lipat. Studi lain di Belanda memperingatkan bahwa penggunaan ponsel dapat menyebabkan kerusakan DNA akibat radiasi.
Orangtua mengetahui betul dampak ponsel akan mengintai anak-anak mereka namun masih saja membeli gadget ini untuk mereka gunakan. Jika orangtua mengklaim bahwa hanya melalui ponsel anak-anak mereka dapat diajarkan bertanggung jawab, maka mereka salah.
Tanggung Jawab tidak diajarkan dengan menyediakan gadget, hal itu adalah sesuatu yang harus diajarkan orangtua tentang cara berperilaku. Memberikan ponsel di tangan anak-anak lebih berbahaya daripada menguntungkan. Orangtua harus berpikir keras sebelum mereka memutuskan apakah akan memberikan ponsel untuk anak-anak mereka.(Lifemojo/MEL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar