Sabtu, 26 Maret 2011

PO Kongres Tidak Disetujui FIFA



OLAHRAGA - SEPAKBOLA
Minggu, 27 Maret 2011 , 08:42:00



Sekum PSSI Nugraha Besoes dan pengurus mengadakan konpress di Hotel Aryaduta terkait kisruh di arena Kongres di hotel Premiere, Sabtu (26/3). Foto: Saidmufti/Riaupos
JAKARTA - Legalitas kongres pemilihan anggota Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) yang digelar di Hotel Premiere Pekanbaru, Riau tadi malam patut dipertanyakan. Sebab ternyata, Peraturan Organisasi (PO) yang menjadi acuan menggelar kongres ternyata belum disetujui FIFA.


Itu terungkap dalam dari surat dari Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass, kepada PSSI yang bocor ke kalangan media di arena kongres. Dalam surat itu Regenass menyatakan telah menerima dua dokumen (PO) untuk kongres pemilihan KP dan KBP serta PO untuk pemilihan Ketum PSSI, Waketum, dan anggaota Exco) dari PSSI. Tapi Regenass mengatakan jika PO itu bertolak belakang dengan yang diminta FIFA. PSSI dinilai FIFA tidak menggunakan FIFA Standar Electoral Code sebagai dasar pemilihan.

Regenass mengungkapkan FIFA sudah memberikan komentar kepada dua dokumen tersebut. Tapi karena waktu yang tidak cukup unruk melakukan peninjaun lebih lanjut karena kongres harus digelar 26 Maret, maka FIFA meminta kepada PSSI untuk mengirimkan versi yang disetujui (kongres) atas kode pemilihan itu kepada FIFA pada Senin besok (28/3). FIFA kemudian akan mengevaluasi apakah kode pemilihan tesebut sesuai dengan FIFA Standard Electoral Code.

Dari surat yang dikirimkan FIFA itu bisa disimpulkan bahwa kongres tadi malam mestinya dilakukan pembahasan mengenai PO dan harus mendapat persetujuan dari peserta kongres.

Kepastian jika PO itu juga diungkapkan oleh Ketua Komisi Sports and Law KOI Timbul Thomas Lubis. Kemarin, Timbul menelepon langsung Thierry Regenass. Dalam perbincangan tersebut, Regenass, kata Timbul, sangat menyayangkan PO yang dikirimkan tim perumus PSSI. "Saya telepon langsung ke Regenass. Dia mengatakan FIFA tidak setuju dengan PO karena tidak cocok dengan Electoral Code FIFA. Regennas" bilang PO itu jelek sekali. Regennas bilang kalau mengikuti Electoral Code sudah jelas," kata Timbul saat dihubungi.

Masih kata Timbul, menurut Electoral Code, PO seharusnya merupakan keputusan dari kongres. "PSSI menang boleh membuat drafnya. Tapi kemudian disetujui di kongres. Sekarang kan tidak. Yang terjadi adalah" PO malah dibuat sendiri oleh tim PSSI. Di Electoral Code ada 26 pasal, tetapi PO hanya delapan pasal," beber Timbul.

Ketua Umum Persisam Samarinda, Harbiansyah Hanafiah mempertanyakana hal yang sama. "Ini apa-apan. Kita dipaksa memilih nama-nama yang sudah disiapkan" PSSI. Mestinya kan nama-nama itu anggota yang mengusulkan," cetus Harbiansyah.

Selama ini PSSI memang terkesan menutup-nutupi PO kongres yang disusun tim perumus. Dengan alasan waktu mepet, PSSI mengaku terpaksa tidak bisa mensosialisaiskan kepada para anggota peserta kongres. Dari data yang sempat bocor ke media, PSSI sudah memilih 47 nama yang disiapkan menjadi anggota KP dan KBP. Nama-nama tersebut adalah mereka yang selama ini dikenal sebagai orang-orang PSSI.

Jadi, dari langkah itu bisa ditebak jika PSSI ingin mengamankan kongres pemilihan Ketum PSSI, Waketum, dan anggota Exco dengan menempatkan orang-orangnya dalam komite. Sebab komite inilah yang setelah kongres Pekanbaru ini akan melaksanakan kongres pemilihan Ketum PSSI pada 29 April mendatang. (ali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar