Entah kenapa kita manusia biasanya lebih terinspirasi dengan analogi/logika dari sebuah kisah atau cerita. Ya itulah sifat manusia dari zaman purba dahulu pikiran lebih terbuka dengan mendengarkan dongeng dari nenek moyang kita dahulu.
Di kisahkan , ada seorang anak muda yang memiliki sifat yang sangat pemarah sekali, dia suka berkata yang sangat menyakitkan hati. dan suatu hari Ayahnya pun memberikan nasehat kepadanya.
Sang Ayah berkata: “Coba kau paku papan pagar rumah kita tiap kali kau tidak dapat mengendalikan emosi dan amarahmu. Hari pertama ia memaku 38 x. Lama kelamaan menjadi semakin sedikit hingga suatu hari ia tidak perlu memaku lagi. Dengan bangga ia berkata pd Ayahnya.“Aku telah berhasil melalui 1 hari ku tanpa menyakiti hati siapa pun”.
Dan Ayahnya memintanya untuk mencabut 1 paku apabila ia berhasil melewati 1 hari tanpa menyakiti hati orang lain. Hingga tiba suatu hari di mana tidak ada lagi paku yang dapat dicabutnya.
Ayahnya berkata “Aku sangat bangga akan usahamu, tapi lihatlah pagar kita yg penuh dengan bolongan bekas paku, hati orang-orang yang telah kau sakiti persis seperti papan itu, apa yg kau katakan telah membuat luka di hati, dan hati itu tidak akan pernah sama lagi.” Jadi janganlah pernah melakukannya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar