“Permukaaan Jakarta sejak dulu memang lebih rendah dari pada permukaan laut. Tetapi penyerapan air laut menjadi sangat cepat saat ini,” terang Armi. Ada dua alasan yang menyebabkan Jakarta akan segera tenggelam jika tidak ada perbaikan sistem, ungkap Armi. Pertama, tanah Jakarta memiliki beban bangunan yang begitu tinggi. “Semakin tinggi bangunan, maka semakin besar kuantitas air yang dibutuhkan. Selain itu, kemungkinan besar tidak sanggup menahan beban karena tidak lagi padat.”
Kedua, eksploitasi air tanah yang berlebihan. Berdasarkan keterangan Armi, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Jakarta hanya mampu menyediakan 70% jumlah kebutuhan air masyarakat. “Sisanya masyarakat sendiri yang mencari. Salah satunya dengan konsumsi air tanah.” Yang terburuk, 25% wilayah Jakarta Tenggelam di tahun 2050, tandas Armi.
Adapun Korban Akibat Peristiwa “Jakarta tenggelam” Simak beritanya berikut ini:
Sukron (23 tahun), salah seorang penduduk dari Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Jumat (17/9) siang tadi, dikabarkan hilang akibat tenggelam di Pantai Sigandu Batang. Sukron dinyatakan tenggelam karena adanya keterangan dari teman-temannya yang sebelumnya bersama-sama berenang. dari beberapa keterangan yang berhasil dihimpun di lokasi kejadian. Sebelum tenggelam Sukron masih sempat berenang ke laut bersama 20 temannya tanpa dilengkapi pelampung, sambil bermain bola. Sebelum kejadian, Sukron sempat diingkatkan agar jangan terlalu jauh berenang. Tetapi peringatan yang diberikan tidak diindahkan Sukron.
Meski tidak menghiraukan peringatan dari teman-temanya, Sukron tetap didampinggi berenang. Tetapi nasib berkata lain, Sukron justru terseret ombak, meski sempat mengangkat kedua tangganya ke atas untuk meminta pertolongan dari temannya. Mengetahui Sukron tenggelam, mereka langsung memberitahukan kepada penggelola pantai. “Sebelumnya, Sukron sudah diperingatkan agar jangan berenang terlalu ke tengah. Tetapi peringatan itu tak diindahkannya. Akibatnya, dia tenggelam dan hilang,” ungkap Roni, salah satu temannya.
Mendapat informasi adanya korban yang tenggelam itu, pengelola pantai melakukan upaya pencarian Sukron dengan mengerahkan tenaga tim SAR dibantu Polair Polres Batang dan TNI AL. Pencarian taersebut ditambah dari tim SAR BPBD Kota Pekalongan yang ikut diterjunkan. Tetapi demikian, meski pencarian sudah dilakukan sekitar enam jam lamanya hingga pukul 16.00, Sukron belum juga ditemukan. Kapolres Batang AKBP M Nasihin, lewat Kasatpolair AKP Yohanes Setiadi mengatakan, pencarian terhadap korban jakarta tenggelam oleh tim SAR masih dilakukan. Pencarian dilakukan dengan cara memasang jaring lumba-lumba, serta penyisiran pantai Sigandu hingga Ujungnegoro.
Sementara, Daya Tarik Wisata (DTW) Pantai Sigandu, Dibyo Priyanto menambahkan, untuk meminimalisir akan terjadinya kecelakaan pengunjung di pantai, kata dia, pihak manajemen sebelumnya sudah memasang tanda peringatan dengan memasang bendera merah. Tanda bendera itu, lanjut dia, sebagai pembatas agar para pengunjung yang berenang di pantai tidak melebihi pembatas. suaramerdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar